Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobiy hafidzahullah
berkata: “Telah disebutkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah didalam
Al-Bidayah wan Nihayah tentang
kejadian-kejadian pada tahun 665, beliau rahimahullah berkata Asy-Syaikh
Qathbuddin Al-Yunani berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya
seorang laki-laki
yang dipanggil dengan Abu Salamah dari daerah Bushra, dia suka bercanda
dan berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Disebutkan disisinya
tentang siwak
dan keutamaannya, maka dia berkata: “Demi Allah, aku tidak akan bersiwak
kecuali di dubur, kemudian dia mengambil sebatang siwak dan
memasukkannya keduburnya
kemudian dikeluarkan kembali.”
Berkata Qathbuddin Al-Yunani: “Setelah melakukan perbuatan tersebut,
ia tinggal selama sembilan bulan dalam keadaan mengeluh sakit perut dan
dubur. Berkata
Qathbuddin Al-Yunani: “Lalu ia melahirkan anak seperti tikus yang pendek
dan besar, memiliki empat kaki, kepalanya seperti kepala ikan, memiliki
empat
taring yang menonjol, panjang ekornya satu jengkal empat jari dan
duburnya seperti dubur kelinci. Ketika lelaki itu melahirkannya, hewan
tersebut menjerit
tiga kali, maka bangkitlah putrinya laki-laki tadi dan memecahkan
kepalanya sehingga matilah hewan tersebut. Laki-laki itu hidup setelah
melahirkan selama
dua hari, dan meninggal pada hari yang ketiga. Dan ia sebelum meninggal
berkata “Hewan itu telah membunuhku dan merobek-robek ususku.” Sungguh
kejadian
tersebut telah disaksikan oleh sekelompok penduduk daerah tersebut dan
para khotib tempat tersebut. diantara mereka ada yang menyaksikan hewan
itu ketika
masih hidup dan ada pula yang menyaksikan ketika hewan itu sudah mati.” (Al-Qaulul Mufid, hal. 106-107).
Semoga dengan kisah tersebut menjadikan kita sebagai orang-orang yang
mudah dan menerima As-Sunnah dan menjauhkan kita dari sifat meremehkan
dan menentang
As-Sunnah.
Sungguh Allah telah memberikan peringatan bagi kita:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (63)
“…..maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi ajaran Rasul takut ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” (An-Nuur: 63).
- Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhid, Asy-Syaikh Muhammad Abdul Wahhab Al-Wushobiy. Dar Ibnu Hazm, 1427H-2006
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar